Varietas Padi IPB 9G Bersifat Amfibi, Tahan Hama Diklaim Hemat Pupuk

Indoposnewsid_Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, mengajak IPB kolaborasi sekaligus memberikan apresiasi varietas padi unggul baru dari IPB University yang bernama varitas Padi IPB 9G.

Inovasi varietas unggul yang memiliki produktivitas tinggi dan tahan hama penyakit ini menjadi bukti nyata kontribusi IPB University bagi ketahanan pangan nasional.

Varietas padi IPB 9G memiliki potensi potensi produktivitas yang lebih tinggi dibanding beberapa varietas unggul padi umumnya. Jauh lebih tinggi dari produktivitas padi gogo lokal yang dibudidaya petani.

Keunggulan lain dari varietas IPB 9G, ialah bersifat amfibi. Selain baik untuk lahan kering/gogo, varietas ini berproduksi baik pula jika ditanam pada lahan sawah irigasi.

“Ini kita akan kami kembangkan kedepan, ini kita harus hargai hasil penelitian yang luar biasa bagus ini, atas nama pemerintah. Saya berterimakasih kepada Pak Rektor IPB. Seluruh Dosen di IPB atas kerja nyatanya dan ini sangat membantu petani dan Republik yang kita cintai ini,” kata Mentan Amran pada peluncuran Padi IPB 9G di Kabupaten Lamongan(19/4) lalu.

Selain unggul dari sisi produktivitas dan adaptif, tahan akan hama penyakit, varietas 9G dari IPB University ini juga diklaim dapat menghemat penggunaan pupuk. Mentan Amran berharap varietas ini dapat menambah preferensi petani terhadap varietas unggul yang berumur genjah dan hemat akan penggunaan pupuk.

“Varietas ini bisa menghemat pupuk 20 %, bayangkan kalau 100 % kita gunakan benih ini, kita bisa hemat pupuk untuk padi itu 10 triliun, dan hari ini ada 50 ton akan langsung kami beli, jika dari IPB University sanggup produksi lebih banyak lagi, 50.000 ton misalnya, kami juga langsung beli,” ungkap Mentan Amran.

Rektor IPB University Prof Arif Satria, mengatakan varietas unggul baru menjadi salah satu cara bagi pertanian Indonesia untuk menghadapi ancaman perubahan iklim.

“Kami setiap tahun memang selalu melakukan riset, dan selalu menghasilkan varietas unggul, ini baru 9G, yang amfibi. Bisa dilahan kering. Bisa dilahan sawah, itu kelebihannya, dan produktivitas 9 sampai 11 ton perhektar,” jelasnya.

Ia mengatakan tantangan perubahan iklim bisa ditanggulangi dengan inovasi dan teknologi. Ia mengaku akan menggandeng seluruh perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama – sama memberi kontribusi bagi pembangunan pertanian Indonesia kedepan.

“Kita tidak bisa menyalahkan perubahan iklim, tapi bagaimana kita menyiasati dengan teknologi dan inovasi. Untuk itu IPB menggandeng semua perguruan tinggi di Indonesia untuk bersama – sama dengan Kementerian Pertanian, pemerintah daerah mewujudkan tidak hanya swasembada pangan tapi juga Indonesia menjadi eksportir beras di dunia,” terangnya.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan pada bulan Januari – Maret sudah panen, dengan total produksi lebih dari 330.000 ton gabah kering giling. Pihaknya berkomitmen untuk terus bisa mencapai target produksi padi kami yakni 1,2 juta ton.

IPB 9 Garuda diklaim memiliki keunggulan dibanding beberapa varietas padi keluaran IPB sebelumnya.

Berdasarkan hasil uji Kementerian Pertanian, benih padi ini memiliki potensi hasil 9.09 ton/ha, tahan terhadap hama, serta mampu menghemat kebutuhan pupuk hingga 25% dan air 10-20%.