Viral BBM Dicampur Air, Komisi VI Minta Izin SPBU Dicabut

Indoposnewsid_Masyarakat dibuat resah karena video viral di media sosial tentang kendaraan mendadak mogok usai isi bensin di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Bekasi. Hal itu disebabkan ulah oknum SPBU yang mencampur BBM Pertalite dengan air.

Anggota Komisi VI DPR RI Muslim meminta Pertamina menindak tegas oknum SPBU yang melakukan pelanggaran.

“Bahkan harus di-publish kepada publik sehingga efek jera ini betul-betul dapat kepada semua pengusaha SPBU ini.Artinya ketika ini di-publish, saya yakin siapapun yang akan coba-coba melakukan pelanggaran apapun namanya yang sangat merugikan masyarakat apalagi ketika dicampur dengan air dan lain-lain, saya yakin ini harus jadi pelajaran,” kata Muslim dalam RDP Komisi VI dengan Pertamina di Gedung Nusantara I, DPR RI Senayan (28/3).

Selain Muslim, Anggota Komisi VI Abdul Hakim Bafagih bahkan meminta Pertamina untuk mencabut izin kepada SPBU maupun SPBE (Stasiun Pengisian Bulk Elpiji) yang ditengarai melakukan kejahatan yang merugikan masyarakat.

Ia mengatakan kerja cerdas Pertamina dapat ternodai dengan ulah oknum SPBU nakal tersebut.

“Kita Komisi VI memberikan dukungan atau mungkin sifatnya rekomendasi usulan kepada PT Pertamina wabil khusus PT Patra Niaga untuk melakukan pencabutan izin kepada SBPU dan atau kepada SBPE yang ditengarai melakukan kejahatan-kejahatan secara sengaja yang dapat merugikan masyarakat,” harapnya.

 

Tak Ada Kenaikan Harga BBM Hingga Juni 2024

Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka meminta Pertamina memastikan tidak ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga Juni 2024.

“(Kenaikan BBM) ini juga perlu menjadi kewaspadaan karena saya kira. Jangan sampai sudah mengatakan tidak akan ada kenaikan BBM dan listrik sampai Juni, namun karena kondisi ekonomi alasannya dan seterusnya akan terjadi kenaikan (BBM). Mohon juga pantauan dari masyarakat, apakah betul tidak ada kenaikan BBM hingga Juni nanti,” kata Rieke.

Rieke mengatakan, kenaikan harga BBM tidak hanya memberatkan masyarakat tidak mampu, melainkan juga masyarakat kelas menengah yang juga menyumbang 35,2 persen konsumsi secara nasional.

“Jadi kalau ada kenaikan tentu ini sangat berpengaruh. Mohon juga tentu kewaspadaan kita semua di tengah gejolak berbagai persoalan kenaikan harga BBM dan listrik menjadi penting untuk kita waspadai bersama,” jelas Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

 

Selain itu Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan hingga saat ini Pertamina masih bisa mengendalikan harga BBM sejak Januari 2024.

Ia juga menyampaikan tentang Satgas RAFI (Ramadan dan Idulfitri) yang merupakan Satgas lanjutan dari Satgas Natal dan Tahun Baru, Satgas Pemilu, dan saat ini Satgas Ramadan-Idulfitri.

Satgas RAFI dibagi dua periode yakni 25 Maret – 31 Maret 2024 akan fokus pada penambahan stock dan periode 1 April – 21 April ditambah dengan layanan tambahan di wilayah jalur mudik, daerah wisata, daerah rawan banjir dan daerah rawan bencana.

Selama masa Satgas RAFI, Pertamina menyiagakan 1.792 SPBU Siaga 24 jam, 61 titik Kiosk Pertamina Siaga, 54 Motorist, 200 Mobil Tangki Standby, 5.027 Agen LPG Siaga dan 6 titik Serambi Pertamina.

“Stok Gasoline yang biasanya 18 hari, sekarang sudah mencapai 30 hari bahkan stok avtur mencapai 38 hari,” imbuh Nicke

Nicke menambahkan, proyeksi berdasarkan data Kementerian Perhubungan, tahun ini jumlah pemudik akan meningkat tinggi dari tahun lalu. Jika tahun lalu ada 123 juta yang melakukan mudik, tahun ini melonjak menjadi 193,6 juta, atau sekitar 71 persen penduduk Indonesia akan mudik.