- Advertisement -spot_img
BerandaEKONOMIUtang PLN Tembus Rp500 Trililun, Ini Kata Pengamat

Utang PLN Tembus Rp500 Trililun, Ini Kata Pengamat

- Advertisement -spot_img

Foto ist

indoposnews.id – Utang PLN yang tembus Rp500 triliun, menjadi perhatian berbagai pihak. Padahal perusahaan BUMN tersebut adalah pemain tunggal dalam bisnis listrik di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan, mengatakan, utang PLN mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir ini.

Namun kata dia, berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan kenaikan ini berbanding lurus dengan jumlah aset yang dimiliki oleh PLN.

“Hal ini membuktikan bahwa dana pinjaman tersebut digunakan untuk kegiatan produktif. Periode 2015 – 2020, aset PLN mengalami peningkatan menjadi Rp1.589 triliun. Naik Rp275 triliun,” jelas Mamit dalam keterangan tertulisnya Jumat (11/6/2021).

Menurut dia, sesuai dengan Perpres No 4/2016, dimana PLN mendapatkan penugasan untuk Percepatan Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan seperti FTP-1 dan 35.000 MW, membutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Maka PLN harus memutar otak agar penugasan tersebut bisa berjalan,” jelas Mamit.

Kebutuhan untuk program 35.000 MW adalah sebesar Rp1200 trililun. Dimana PLN harus mengeluarkan dana kurang lebih Rp600 triliun. Selebihnya menggunakan dana swasta.

“Untuk kebutuhan tersebut, PLN harus menggunakan dana internal, PMN dan juga pinjaman dari luar untuk menjalankan program tersebut,” jelas Mamit.

Dana pinjaman tersebut, saat ini sudah terkonversi menjadi aset yang dimiliki PLN. Dimana infrastruktur tersebut bisa dinikmati oleh masyarakat.

Adapun sampai Maret 2021, progress pembangunan 35 GW yang sudah beroperasi adalah 10 GW. Jumlah transmisi 23.445 kms serta Gardu Induk dengan kapasitas 83.947 MVA.

“Rasio elektrifikasi juga sudah meningkat dalam 5 tahun terakhir dari 88.3% pada 2015 menjadi 99.2% pada 2020,” beber Mamit.

Melalui infrastruktur tersebut, saat ini daerah yang dahulu kekurangan pasokan listrik, saat ini kondisi kelistrikan di daerah sudah terpenuhi.

“Kehandalan pasokan listrik PLN saat ini sudah sangat bagus, karena PLN menyadari bahwa saat ini listrik merupakan kebutuhan utama dalam meningkatkan perekonomian masyarakat,” jelas Mamit.

Ditengah gencarnya pembangunan yang dilakukan, PLN juga masih memberikan kontribusi kepada negara, sejak tahun 2015 melalui dalam bentuk pajak dan deviden yang jumlahnya mencapai Rp199,5 triliun.

“Patut kita apresiasi apa yang sudah dilakukan oleh PLN saat ini. Mereka pada tahun ini berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp5,9 trililun dengan berbagai macam inovasi dan efisiensi yang dilakukan,” terang Mamit.

Selain itu kata dia, efisiensi yang dilakukan saat ini tidak mengurangi keandalan pasokan listrik kepada masyarakat.

“Jangan sampai nanti terjadi black out kembali, karena listrik saat ini sudah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Bisa terganggu nanti roda perekonomian,” ujar Mamit.

Sementara itu, terkait dengan tarif adjustment, Mamit meminta agar pemerintah dan DPR mengkaji kembali tarif saat ini. Menurut dia, saat ini tarif listrik PLN sudah sangat murah jika dibandingkan biaya pokok produksinya.

“Beban keuangan PLN sudah semakin berat, sudah saatnya pemerintah melakukan evaluasi tarif listrik PLN. Sejak tahun 2017 tarif listrik tidak pernah mengalami kenaikan untuk semua golongan,” pungkasnya. (dri)

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Harus Baca
- Advertisement -spot_img
Artikel terkait
- Advertisement -spot_img