Foto istimewa
indoposnews.id – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, membuka kegiatan vaksinasi terhadap 890 orang relawan kasus kekerasan perempuan dan anak di Kantor Perpusnas, Salemba, Jakarta, Senin (24/5/2021).
Menurutnya, para pegiat dan relawan yang telah mengabdikan diri tanpa pamrih, untuk menyelesaian kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, merupakan target fungsional dan strategis. Yakni dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19.
Sebab kata Muhadjir, seperti dilaporkan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Bintang Puspayoga, angka kekerasan perempuan dan anak meningkat pada masa Pandemi Covid-19.
Hal itu, selain karena faktor psikis para pelaku ataupun korban, juga karena terbatasnya para pegiat dan relawan. Yang bisa melakukan pendampingan. Serta advokasi pada setiap kasus.
Hal itu, tentu saja bukan hanya dari kekhawatiran masing-masing. Tetapi karena anjuran pemerintah untuk membatasi diri. Mematuhi protokol kesehatan.
“Mudah-mudahan dengan adanya vaksinasi ini, akan membangkitkan kembali kepercayaan diri para pegiat dan relawan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” ujar Muhadjir.
Dia berharap dengan vaksinasi yang dilakukan terhadap sejumlah kelompok masyarakat, termasuk pegiat dan relawan penyelesaian kasus kekerasan perempuan dan anak, dapat mencapai target ideal. Yakni Herd immunity atau kekebalan kelompok.
Namun begitu, Muhadjir berpesan khususnya kepada masyarakat yang sudah divaksin, agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Yaitu 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak. Di samping itu pemerintah juga akan secara ketat melakukan proses 3T (tracking, tracing, treatment),” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono memastikan efektivitas dan keamanan dari penggunaan vaksin AstraZeneca, yang diberikan kepada para pegiat dan relawan kasus kekerasan perempuan dan anak tersebut. Menurut dia, vaksin AstraZeneca telah digunakan lebih dari 1 miliar vaksinasi di seluruh dunia.
Meskipun dinyatakan aman, Dante mengakui bahwa dilihat dari angka kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) dari vaksin AstraZeneca lebih tinggi sedikit daripada vaksin Sinovac. Namun dari nilai kemanfaatan antara vaksin AstraZeneca dan Sinovac adalah sama.
“Evaluasi sedang kita lakukan. Dan memang yang paling penting adalah evaluasi KIPI-nya ini,” jelas Dante.
“Kalau yang sudah diimunisasi, ada kejadian-kejadian efek samping akibat vaksinasi ini, boleh melapor ke center vaksinasi yang ada. Adapun untuk hasil kajian KIPI, dengan batasan usia sedang kami bahas. Dan dalam minggu-minggu ini kita keluarkan,” imbuhnya.
Sementara itu, MenPPPA Bintang Puspayoga mengatakan, pihaknya telah melakukan vaksinasi terhadap pemerhati perempuan, sebanyak 327 orang pada bulan April lalu. Bertepatan dengan Hari Kartini.
Sedangkan vaksinasi kali ini melibatkan 890 pegiat relawan kekerasan perempuan dan anak dari 67 organisasi. Menurutnya, pihaknya Clconcern untuk bisa menurunkan angka kekerasan perempuan dan anak.
“Dengan vaksinasi ini, akan memberikan rasa aman bagi mereka. Untuk memberikan pendampingan pada perempuan dan anak korban kekerasan,” ujarnya. (rls)