indoposnews.id-Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, yang menyebut DKI Jakarta terancam tenggelam 10 tahun lag, menuai komentar dari berbagai kalangan. Salah satunya datang dari Anggota DPR RI Santoso. Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta ini menilai, pernyataan presiden Biden itu menjadikan kita harus mengantisipasi dengan program-program ke arah pencegahan atas perkiraan Jakarta akan tenggelam.
“Pemerintah DKI Jakarta dan pemerintah pusat saya yakin sudah melaksanakan program penanganan banjir jauh hari sebelum Biden menyampaikan hal itu,” ujar Santoso pada wartawan, Minggu (1/8/2021).
Dijelaskan Santoso, pemerintah pusat pastinya akan melakukan prioritas penanganan dimaksud karena posisi Jakarta sebagai ibukota negara.
“Di samping pemda DKI Jakarta melakukan program-program mengantisipasi hal itu pemerintah pusat pun berupaya memadukannya dengan melibatkan negara lain dalam hal Korea Selatan & Belanda untuk mewujudkan Jakarta bebas banjir,” terangnya.
Diberitakan sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut DKI Jakarta terancam tenggelam 10 tahun lagi. Hal ini dia sampaikan saat berbicara mengenai perubahan iklim dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS, 27 Juli lalu.
Biden menyebut perubahan iklim menyebabkan naiknya permukaan laut. Ribuan orang bisa kehilangan tempat tinggal, mata pencaharian dan kehidupan.
“Apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?” kata Biden dalam pidatonya sebagaimana dipublikasikan whitehouse.gov, dikutip Jumat (30/7/2021).
Menanggapi pernyataan Biden, Direktur Sungai dan Pantai Kementerian PUPR, Bob Arthur Lambogia mengatakan PUPR sudah melihat soal ancaman Jakarta tenggelam di masa depan, salah satunya terkait penurunan permukaan tanah di Jakarta.
“Saya melihat presiden Amerika menyampaikan membandingkan Indonesia, terkait rencana Ibu Kota Negara Baru. Lalu DKI Jakarta dikaitkan dengan subsidence (penurunan muka tanah), dia itu hanya mencontohkan,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (30/07/2021).
Mengenai wacana Jakarta tenggelam menurutnya masih menunggu kajian terbaru. Kajian ini akan menjawab apakah benar setiap tahun permukaan tanah di Jakarta terus menurun.
“Subsidence (turunnya muka tanah) ini perlu dan sedang membuat rumusan terbaru, apakah masih terus berlanjut. Masih perlu ada kajian baru apakah benar turun terus tiap tahun atau tidak. Apakah turun dalam waktu terbatas atau ada batas hentinya,” jelasnya.
Ihwal potensi tenggelamnya Jakarta sudah menjadi isu sejak lama. Banjir rob atau masuknya permukaan air laut di wilayah utara Jakarta juga terus terjadi tiap tahun.
Rencana ini juga tertuang dalam pengembangan National Capital Integrated Coastal Development (NCIC) dalam bentuk Giant Sea Wall, sebuah tanggul raksasa di bagian utara dari teluk Jakarta yang melindungi ibu kota dari banjir.
Bob menjelaskan perkembangan proyek Giant Sea Wall masih dalam proses pra desain terkait kapan pembangunan proyek ini lakukan juga masih menunggu kajian yang dilakukan,
“Giant Sea Wall ini proyek kerja sama hibah dari Korea Selatan dan Belanda. Saat ini dalam proses pra desain dan detail desain, juga menunggu kebijakan dari pemerintah. Ini membutuhkan budget yang besar. Sekarang masih dalam tahap pra desain,” tandasnya. (bwo)