Foto ist
indoposnews.id – Sepanjang tahun 2020 – 2021 ini telah terjadi gangguan transmisi akibat layang-layang di wilayah kerja PLN Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah (PLN UIT JBT) sebanyak 138 kali gangguan. Dengan lokasi terbanyak gangguan berada di wilayah kerja Garut, Bandung Barat dan Bandung Timur.
Adapun material layang-layang yang menyangkut ini merupakan jenis layangan benang kawat, layangan ekor alumunium serta layangan berukuran besar berbenang plastik atau kasur.
PT PLN mengimbau masyarakat yang berada di sekitar instalasi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150.000 Volt dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500.000 Volt untuk tidak bermain layang-layang di sekitar instalasi PLN.
Apalagi menggunakan layang-layang berkawat yang dapat menghantarkan listrik.
Pasalnya, apabila layang-layang berkawat tersebut menempel pada jaringan SUTT/SUTET, akan menyebabkan hubung singkat atau korsleting yang dapat membahayakan nyawa serta berakibat terganggunya pasokan listrik.
Termasuk di dalamnya adalah pasokan listrik ke rumah sakit rujukan Covid 19, sentra vaksinasi, dan Produsen Oksigen yang sangat penting perannya dalam penanganan pandemi.
“Kami memahami juga hobi masyarakat dalam bermain layang-layang, meski demikian dihimbau agar melakukan di tempat yang tepat serta tidak membahayakan bagi pemain maupun jaringan tenaga listrik,” ujar Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN, Haryanto WS, Selasa (17/8/2021).
“Sehingga tidak mengganggu kepentingan umum,” imbuhnya.
PLN terus berupaya menekan gangguan pada sistem kelistrikan akibat layang-layang dengan sosialisasi berkala.
Tak hanya itu, tim PLN juga terjun langsung ke lapangan untuk memastikan keamanan jaringan transmisi dari berbagai gangguan.
“Termasuk gangguan material dari layang-layang berkawat yang putus dan tersangkut pada jaringan listrik, kerap menimbulkan persoalan pada layanan kelistrikan,” ujarnya. (rls)