Foto ist
indoposnews.id – Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko (LTH) mengatakan, saat ini para peneliti BRIN telah berhasil mengembangkan beberapa teknologi pengolah limbah ramah lingkungan. Yang sudah proven untuk mengatasi limbah berbahan bahaya dan beracun (B3). khususnya limbah medis berskala kecil dan mobile.
Yaitu teknologi pengolahan limbah cair dengan Plasma Nano-Bubble. Sedangkan untuk limbah padat dengan Plasma, pengolahan limbah plastik medis menggunakan teknologi Pelletizing dan Rekristalisasi.
Adapun untuk pengolahan limbah jarum suntik menggunakan mesin daur ulang APJS GLP Destromed 01 Needle Destroyer yang sudah memiliki paten dan izin edar.
“Ada beberapa teknologi yang sudah proven yang dikembangkan oleh teman-teman kita untuk membantu peningkatan jumlah kapasitas pengolahan limbah ini secara signifikan,” jelas LTH, dalam keterangan pers secara virtual, Rabu, (28/7/2021).
“Khususnya adalah teknologi yang bisa dipakai untuk pengolahan limbah di skala yang lebih kecil dan sifatnya mobile,” imbuhnya.
LTH meyakini teknologi ini cocok untuk menjangkau daerah-daerah yang penduduknya relatif sedikit. Dengan dengan skala limbah tidak banyak. Dibandingkan dengan membangun insinerator yang besar dengan harga mahal dan terkendala dengan pengumpulan limbah yang terpusat.
“Kalau kita harus membangun insinerator besar itu tentu akan jauh lebih mahal dan juga menimbulkan masalah terkait dengan pengumpulan. Karena pengumpulan dari limbah ke insinerator yang terpusat juga menimbulkan biaya tersendiri,” ujarnya
Selain mampu meningkatkan kapasitas pengolahan limbah medis, teknologi daur ulang limbah medis besutan anak bangsa ini berpotensi memunculkan nilai tambah dan ekonomi baru. Dalam rangka meningkatkan kepatuhan fasilitas kesehatan karena ada insentif finansial dari sisi bisnis yang dapat mengurangi biaya pengolahan limbah.
“Tadi kami menyampaikan contoh itu adalah alat penghancur jarum suntik yang bisa menghasilkan residu berupa stainless steel murni, dan juga daur ulang untuk APD (alat pelindung diri) dan masker yang bahannya adalah polypropylene. Sehingga kita bisa peroleh propylene murni (PP), jenis plastik propylene murni yang nilai ekonominya juga cukup tinggi,” ujarnya. (rls)