Foto humas Kemenko PMK
indoposnews.id – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, saat ini jumlah penduduk usia produktif yang tergolong angkatan kerja di Indonesia, sebanyak 138 juta orang. Jumlah itu, mencapai 60 persen dari 270 juta total penduduk Indonesia.
“Hampir 60 persen penduduk kita adalah usia produktif. Sisanya itu yang tidak produktif. Baik yang lansia, maupun sekarang yang tertunda masuk perguruan tinggi. Ataupun masih berada di SMA atau SMK,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam sesi diskusi Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Intern Pemerintah Tahun 2021, Kamis (27/5/2021).
Namun begitu, saat ini masih banyak penduduk yang tergolong usia produktif, akan tetapi masih menganggur. Per Februari 2021, tingkat pengangguran di Indonesia telah turun menjadi 6,26 persen. Atau sebanyak 8,75 juta orang. Akan tetapi, menurut Menko PMK, hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar bagi pemerintah.
“Tugas pemerintah untuk menyiapkan lapangan pekerjaan. Melalui investasi besar-besaran mutlak harus dilakukan. Kalau kita ingin angkatan kerja kita betul-betul bekerja, dan masuk ke dalam angkatan kerja produktif. Lapangan pekerjaan yang produktif ini yang menjadi tantangan kita bersama,” jelasnya.
Lebih lanjut, Menko PMK Muhadjir mengatakan, Indonesia tidak ingin terperangkap menjadi negara dengan pendapatan menengah (middle income trap). Undang-Undang No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja), menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk membuka lapangan kerja bagi penduduk berusia produktif. Dan tidak terjebak menjadi negara berpendapatan menengah.
“Karena memang itu tidak ada pilihan, kalau kita ingin menjadi negara maju. Dan tidak terperangkap dalam middle income trap. Itu kuncinya. Dan ini (membuka lapangan pekerjaan) yang harus kita lakukan secara besar-besaran,” ujar Muhadjir.
Selain itu, pemerintah juga fokus mempersiapkan lapangan pekerjaan, menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2030, di mana jumlah penduduk produktif mencapai puncaknya.
Sehingga menurut Muhadjir, hal ini harus diantisipasi oleh pemerintah dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
“Kalau kita berhasil memanfaatkan bonus demografi, maka kita bisa menjadi negara maju dan tidak terjebak pada negara pendapatan menengah,” pungkasnya. (rls)