Indoposnewsid_Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi yang akrab disapa Titiek Soeharto, menyoroti tingginya harga beras di Sulawesi Selatan (Sulsel) dan meminta Perum Bulog Kanwil Sulsel-Sulbar segera melakukan intervensi pasar guna stabilisasi harga.
“Ini memang tugas Bulog untuk intervensi pasar. Kalau harga naik, mereka harus melepas beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) agar harga kembali normal,” kata Titiek dalam keterangan tertulis
Sebelumnya ia meninjau Gudang Bulog Sulselbar di Makassar, Senin (11/8) lalu.
Ia juga meminta semua pihak mengawasi agar tidak ada oknum yang memanfaatkan situasi. Menurutnya, media berperan penting menyuarakan kondisi harga di lapangan.
“Jangan sampai harga melambung dan rakyat yang jadi korban,” ujarnya.
Bulog Sulselbar, lanjut Titiek, telah menyalurkan 1.600 ton beras SPHP di Sulsel dari total 16 ribu ton secara nasional.
Selain itu, bantuan pangan untuk penerima manfaat di Sulsel mencapai 13 ribu ton. Secara nasional, pemerintah menargetkan penyaluran 1,3 juta ton beras hingga Desember.
Titiek memastikan stok beras di Sulsel aman untuk beberapa bulan ke depan. “Ada 500 ribu ton stok di Sulsel. Semua gudang penuh, bahkan ada yang sewa gudang di luar,” jelasnya.
Dalam kunjungan tersebut, Komisi IV juga meninjau teknologi Rice to Rice Machine yang meningkatkan kualitas beras tanpa praktik pengoplosan.
“Berasnya dicantikkan, dinaikkan kualitasnya, bukan dicampur antara yang bagus dan jelek,” tegas Titiek.
Sementara itu, Wakil Direktur Utama Perum Bulog Sulselbar, Marga Taufiq, mengatakan penyaluran SPHP diharapkan mampu menekan harga beras di pasaran.
“Dengan subsidi pemerintah, intervensi pasar ini diharapkan membuat harga beras turun,” katanya.