Foto ist : Kapolsek Kelapa Gading AKP Rio Mikael Tobing, Minggu (27/6/2021), beserta jajaran dan pengurus RT/RW memberikan himbauan kepada warga yang melaksanakan isolasi mandiri agar tetap semangat, jangan dibawa stres, perbanyak vitamin dan tetap jaga kesehatan guna memulihkan dan meningkatkan imun agar kembali sehat.
indoposnews.id – Melonjaknya kasus terkonfirmasi COVID-19, membuat pemerintah mengambil kebijakan agar pasien COVID-19 tanpa gejala atau yang bergejala ringan melakukan perawatan isolasi mandiri.
Hal itu untuk mengurangi beban rumah sakit yang diprioritaskan untuk merawat pasien bergejala sedang dan berat yang perlu perawatan intensif.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam & Konsultan Penyakit Dalam Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Andi Khomeini Takdir mengatakan, saat ini tenaga kesehatan yang ada di RSDC Wisma Atlet kelelahan akibat banyaknya pasien yang mesti ditangani.
“Perlu rencana mitigasi, untuk menjaga masyarakat tidak jatuh sakit. Apabila masyarakat tidak sakit, maka kapasitas rumah sakit tidak akan penuh. Sehingga tenaga kesehatan kita tidak kelelahan merawat pasien,” jelasnya saat Dialog Produktif yang digelar KPCPEN dan disiarkan FMB9ID_IKP, Selasa (29/6/2021).
Lebih lanjut Andi mengatakan, masyarakat jangan terlalu fokus dalam menyalahkan adanya varian COVID-19. Menurutnya, kunci dari pencegahannya adalah masker.
“Masker dua lapis menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dikatakan mampu meningkatkan proteksi dari 60-80% menjadi 90%,” ujarnya.
Andi mengimbau agar pengetahuan baru ini jangan berhenti sebatas pengetahuan. Tetapi dijadikan kebiasaan. Saat masyarakat mulai disiplin menerapkan protokol kesehatan, dia meyakini pandemi bisa terkendali.
Terkait dengan isolasi mandiri, Andi menyatakan masyarakat perlu mengetahui kiat-kiat isolasi mandiri yang benar. Hal itu agar kesehatannya cepat pulih.
Dia menjelaskan bahwa saat melakukan isolasi mandiri di rumah, pertama-tama pasien harus memakai masker.
“Kedua, kamar harus terpisah dan pastikan jendela kamar isolasi mandiri pasien terbuka,” ujarnya.
dr. Andi juga menekankan bagi pasien yang menjalani isolasi mandiri harus menjaga makanan dengan gizi seimbang. Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung.
“Saat di rumah, keluarga harus menjadi pendukung agar selera makan pasien tetap terjaga,” terangnya.
Sebisa mungkin, lanjut dr. Andi, bagi pasien yang isolasi mandiri agar tidak mendiagnosis diri sendiri. Kalau memungkinkan harus terus berkonsultasi dengan dokter.
“Apabila ada gejala yang sangat semakin dirasa berat, perlu untuk menghubungi dokter,” ujarnya. (dri)