Indoposnewsid_Dinas Kesehatan DKI Jakarta terus menjalankan sistem cegah tangkal terhadap Mpox meliputi promosi kesehatan terkait pencegahan dan penularan Mpox. Pelaporan penemuan kasus melalui rumah sakit dan puskesmas, serta studi kasus kontrol yang memberikan rekomendasi penanganan.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengatakan, program vaksinasi Mpox tahun 2023 lalu telah menjangkau 495 orang dari populasi kunci atau kelompok risiko tinggi.
“Hingga saat ini, sebanyak 495 orang telah menerima dosis pertama vaksin, sementara 430 orang telah menerima dosis kedua. Masih tersisa 42 vial vaksin yang akan digunakan sesuai kebutuhan,” kata Ani dalam keterangannya Minggu (25/8).
Selain itu sebanyak 59 kasus terkonfirmasi Mpox di wilayah DKI Jakarta periode 13 Oktober 2023 hingga 19 Agustus 2024. Sementara, berdasarkan persebaran kasus Mpox di Jakarta tahun 2024, terdapat 11 kasus Mpox yang tersebar di delapan kecamatan di Jakarta.
Kasus-kasus tersebut ditemukan di Ciracas, Grogol Petamburan, Jatinegara, Kebon Jeruk, Matraman, Pasar Minggu, Tanah Abang dan Tanjung Priok. Seluruh kasus berada pada usia 21 sampai 50 tahun.
Secara rinci, tercatat enam kasus pada Januari 2024, diikuti tiga kasus pada bulan Februari 2024. Bulan Mei dan Juni 2024 masing-masing mencatat satu kasus, namun kedua kasus tersebut terjadi di luar Jakarta.
Hasil studi ini mengidentifikasi kelompok rentan penularan Mpox yaitu, laki-laki berusia 20-40 tahun yang bekerja di luar rumah, memiliki orientasi seksual homoseksual dan biseksual, serta penderita HIV atau IMS.
Kelompok ini diutamakan dalam program edukasi dan promosi kesehatan terkait Mpox.
Gambaran klinis yang dapat dijumpai pada pasien Mpox pada wabah 2022 dan 2023 lalu berupa demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, kelelahan tubuh (fatigue) disertai ruam atau lesi berupa lenting atau gelembung kecil keputihan dengan bagian tengah yang berwarna gelap.
Keterangan lebih detil tentang lesi pada Mpox sebagai berikut:
* Lesi sering terjadi di daerah genital, dubur atau di dalam mulut. Biasanya berawal dari wajah dan/atau genital
* Lesi tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh, mungkin terbatas pada beberapa lesi bahkan bisa hanya satu lesi.
* Lesi sering terasa nyeri kecuali saat penyembuhan (menjadi gatal)