- Advertisement -spot_img
BerandaNEWSHadiri Pengukuhan DPP FABEM, Bamsoet: Jangan Mencaci dan Memusuhi Kawan karena Berbeda...

Hadiri Pengukuhan DPP FABEM, Bamsoet: Jangan Mencaci dan Memusuhi Kawan karena Berbeda dukungan Politik

- Advertisement -spot_img

foto indoposnews.id

indoposnews.id – Menjelang Pemilu 2024, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengingatkan semua pihak untuk tidak mencaci maki dan memusuhi kawan karena berbeda dukungan politik. Hal tersebut disampaikan Bamsoet saat menghadiri Pengukuhan DPP Forum Alumni BEM (FABEM) di Jakarta, Senin (10/7/2023).

“Kita boleh mendukung seseorang pasangan Capres Cawapres, pasangan gubernur, bupati, walikota, tapi kita harus punya sikap. Jangan mengorbankan teman dan memusuhi anak bangsa sendiri,” ujarnya.

Politisi Partai Golkar tersebut kemudian menjelaskan, pada pemilu 2019 lalu, banyak yang mendukung mati-matian pasangan capres dan cawapres. Ada yang 01 dan 02 dengan yang sangat fanatik.

“Tapi begitu jadi presiden, dia tidak jadi apa-apa. Padahal dia sudah berantem, ada yang berantem sama istrinya, tetangga dan sama temannya,” jelas Bamsoet.

“Nah capres cawapres yang didukung itu kan sekarang gabung,” imbuhnya.

Bamsoet menambahkan, kita-kita yang hari ini di panggung, pasti suka atau tidak suka akan turun panggung. Juga harus ada yang menggantikan melalui pemilu.

“Dan yang menggantikan harus lebih hebat daripada hari ini yang lagi manggung,” ujarnya.

Lebih lanjut Bamsoet mengatakan, antusias anak muda cukup besar untuk mengikuti pemilu 2024. Apakah itu pilpres atau pileg. Tapi begitu lihat lagi data, ternyata tidak inline dengan ketertarikan pemuda untuk masuk di partai politik.

“Artinya ternyata banyak juga anak-anak muda yang tidak tertarik dengan partai politik. Dengan berbagai isu ini juga perlu kita evaluasi apakah sistem demokrasi yang kita pilih hari ini lebih banyak manfaatnya atau justru lebih banyak mudaratnya,” ujarnya.

“Pasca reformasi dan amandemen keempat telah membuat kita masuk pada dunia baru. Yaitu dunia yang jauh daripada substansi semangat filosofi Pancasila khususnya di sila ke-4. Kita sudah masuk ke dunia liberal yang sebetulnya menurut pandangan saya pribadi kita belum siap,” imbuh.

Hal itu mendorong masyarakat kita pragmatis. “Dimana-mana kalau saya ke daerah pasti saya ditanya Pilkada tiap hari aja biar ngebul. Artinya apa, hari ini kita sudah terjebak pada demokrasi yang harusnya demokrasi aspirasi, kita terjebak pada demokrasi angka, nomor piro wani piro,” jelas Bamsoet.

Mau jadi anggota DPR, harus ngeluarin uang ratusan hingga miliaran. Untuk relawan, spanduk dan sebagainya. Begitu juga kalau mau jadi gubernur dan bupati. Itu membuat politik jadi biaya tinggi. Tentu mereka ingin balik modal, karena ada tagih-tagihan. Efeknya, korupsi, dan main perizinan.

“Saat ini kita masih cari toke-toke. Artinya kita punya PR besar, bagaimana demokrasi aspirasi. PR kita sebagai anak muda kita harus mawas diri. Meyakinkan kawan-kawan; kita untuk memilih secara sukarela. Karena kalau tidak? akan banyak tagihan-tagihan,” jelas Bamsoet.

“Temen-temen yang sudah punya jagoan dukung lah. Tapi jangan mencaci maki dan menghina. Karena kita sesama bangsa dan setanah air. Tema acara ini sudah tepat Kolaborasi Pemuda Menjaga Kedamaian NKRI Menjelang Tahun Politik,” pungkas Bamsoet.

Sementara itu, Ketua Umum DPP Forum Alumni BEM (FABEM) Zainudin Arsyad mengatakan pengukuhan pengurus FABEM merupakan yang pertama kali. Pihaknya sudah deklarasi pada 5 November 2022. Serta sudah dapat SK Kemenkumham.

Dalam pengukuhan tersebut pihaknya, jelas Zainuddin mengambil tema Kolaborasi Pemuda Menjaga Kedamaian NKRI Menjelang Tahun Politik.

“Kita akui bahwa alumni BEM atau mahasiswa yang pernah memimpin lembaga di kampus pasti punya peranan. Punya pengaruh untuk memberikan pengaruh positif kepada masyarakat agar masyarakat menjaga kedamaian dan keutuhan bangsa kita. Jangan sampai terpolarisasi ke dalam perpecahan. Kalau bisa sesama anak bangsa itu pilihan politiknya berbeda tapi dia punya satu komitmen bahwa NKRI harga mati,” ujar Zainudin.

“Supaya tidak terpecah, salah satunya seperti ini, silaturahmi alumni BEM,” imbuhnya.

Zainudin menjelaskan, alumni BEM punya Latar belakang politik yang berbeda. Punya pilihan-pilihan politik yang berbeda, punya pandangan politik yang berbeda. Punya latar belakang organisasi yang berbeda. Tetapi mampu disatukan dalam suatu wadah alumni.

“Artinya ini adalah bagian dari memberi contoh kepada pemimpin pemimpin negeri ini dan kepada stakeholder yang terkait, bahwa kalau dulu mahasiswa yang sering mengkritik dengan logika dan keberanian tapi mampu bersatu dan damai,” ujarnya.

Zainudin menegaskan, FABEM kami komitmen tidak akan menyatakan sikap politik mendukung Capres cawapres.

“Tapi pimpinan-pimpinannya silahkan menyatakan sikap politik. Karena itu hak prerogatif masing-masing sebagai anak bangsa untuk mengambil sikap politik. Tapi lembaga sebagai wadah silaturahmi rumah kita bersama Insya Allah kami akan tetap komitmen untuk independen, tidak akan menyatakan sikap politik atas nama lembaga,” ujar Zainudin.

“Tapi atas nama pribadi, bahkan saya menganjurkan, bahwa alumni BEM tidak boleh jadi penumpang dalam tahun politik 2024. Harus jadi bagian untuk menentukan pemimpin Indonesia kedepan lebih baik untuk kita,” pungkasnya.

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
Tetap Terhubung
16,985FansSuka
2,458PengikutMengikuti
61,453PelangganBerlangganan
Harus Baca
- Advertisement -spot_img
Artikel terkait
- Advertisement -spot_img