Foto istimewa : Humas Kemenko PMK
indoposnews.id – Badai siklon tropis seroja, tidak hanya merusak bangunan. Dan harta warga. Bahkan juga membuat Kapal feri Cantika Lestari 10 “karam” di pelabuhan Seba, Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Itu membuat operasional pelabuhan terganggu. Kapal besar yang berposisi “karam” miring itu menghalangi pelabuhan berfungsi, sejak badai siklon tropis pada 5 April lalu.
“Saya minta kapal itu segera dievakuasi. Hal itu agar pelabuhan bisa difungsikan kembali,” ujar Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, dalam keterangan persnya Selasa (4/5/2021).
Kapal Cantika tampak dalam posisi miring, karam separo. Selain kapal Cantika milik swasta yang karam di Sabu Raijua, siklon tropis juga membuat karam Jatra 1 milik PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) di Pelabuhan Bokok yang mengalami benturan. Sehingga miring dan tenggelam.
Akibat itu dilaporkan adanya korban jiwa dalam musibah yang dialami kapal antarpulau tersebut.
Selain meninjau kapal karam, Muhadjir sebelumnya menemui langsung warga yang terdampak bencana di Pasar Teliha, Kecamatan Sabu. Didampingi Pejabat Bupati Doris Alexander Rihi.
Di sana, Muhadjir bersama pejabat Kemensos dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyerahkan bantuan. Diantaranya ada 200 paket sembako, 99.960 kg cadangan beras pemerintah atau senilai Rp1 miliar lebih.
Serta penyerahan simbolis bantuan kepada tiga ahli waris korban siklon tropis. Masing-masing Rp15 juta. Diantara bantuan lainnya yaitu setiap keluarga mendapat Rp500 ribu selama tiga bulan dari BNPB.
Sementara itu, Menko PMK juga menyatakan belasungkawa kepada saudara-saudara sebangsa dan setanah air di NTT, yang meninggal akibat badai siklon tropis seroja.
“Bapak Presiden (Jokowi) memerintahkan kepada saya untuk mengunjungi Pulau Sabu untuk memastikan bantuan-bantuan. Baik dari pemda maupun pusat agar tersalurkan dengan baik,” katanya. (dri)