Foto ist
indoposnews.id – Sebagai koordinator BUMN Klaster Pangan, Direktur Utama PT RNI (Persero) Arief Prasetyo Adi mengatakan, berdasarkan hasil kajian merger beberapa BUMN yang tergabung dalam Klaster pangan, penggabungan beralasan untuk mewujudkan potensi sinergi peningkatan penjualan.
Termasuk sektor perikanan. Pada masa pra penggabungan ini, dua BUMN Perikanan yakni Perikanan Indonesia (Perindo) dan Perikanan Nusantara (Perinus), semakin menggenjot segmentasi ekspor produk perikanan.
“Terdapat potensi peningkatan Ekspor pada sektor perikanan di BUMN Perikanan,” ujar Arief, Minggu (6/6/2021)
“Minggu ini, Perinus lakukan ekspor gurita ke Jepang. Setelah pekan sebelumnya Perindo lakukan ekspor ikan kembung memenuhi pesanan dari Thailand,” imbuhnya.
Ekspor Perinus yang berlangsung 4 Juni 2021 ini berupa gurita beku sebanyak 12.192,4 kg. Dengan total transaksi senilai USD71.679,52 atau setara dengan Rp1.03 miliar. Hasil tangkapan yang diekspor dari mitra-mitra nelayan Perinus Cabang Makassar.
Lebih lanjut Arief menguraikan pada semester pertama 2021 ini Perinus telah berupaya berkontribusi mengoptimalkan model bisnis perseroan melalui realisasi 3 kali kegiatan ekspor perikanan dalam rangka memenuhi permintaan buyer di Jepang, diantaranya bulan Februari, April dan Juni 2021. Sementara itu Perindo juga kerap optimalkan ekspor perikanan, meski kondisi Pandemi pun data penjualan ekspor Perindo tercatat aktif memenuhi permintaan bahan baku ikan untuk pasar ekspor sejak Januari 2021.
Arief menilai kegiatan ekspor perikanan ini merupakan upaya – upaya perbaikan model bisnis sebagai langkah awal menuju penggabungan BUMN Perikanan.
“Kedepan memang salah satu rencana model bisnis BUMN Perikanan yang akan di merger adalah dengan mengoptimalkan offtake produk nelayan. Sekaligus meningkatkan Pasar Ekspor. Oleh karenanya sambil paralel proses penggabungannya, kinerja operasional tetap dimaksimalkan,” jelas Arief.
Sebelumnya, Perindo telah merealisasikan ekspor ikan ke Thailand. Untuk sesi pertama sebanyak volume 25.000kg dan akan dilanjutkan 3 sesi ekspor berikutnya yaitu 50.000kg, 50.000kg, 25.000kg hingga memenuhi permintaan sebanyak 150.000 kg ke Thailand. Dengan estimasi total valuasi transaksi ekspor pada 4 sesi tersebut sebesar USD328.560 atau setara Rp4,59 miliar. (dri)