Foto istimewa
indoposnews.id – Direktur Fasilitasi Pemanfaatan Dana Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Luthfy Latief, mengatakan, pada tahun 2021 ini, melalui Permendesa PDTT 13/2020, realokasi anggaran Dana Desa, di titik beratkan pada tiga hal.
Yakni, pemulihan ekonomi nasional sesuai kewenangan desa. Mendukung program prioritas nasional sesuai kewenangan desa. Serta adaptasi kebiasaan baru melalui sosialisasi pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di tingkat desa.
“Khusus untuk Bantuan Dana Tunai Langsung Dana Desa (BLT DD), masuk pada prioritas pertama tadi,” jelasnya Jumat kemarin (28/5/2021).
Adapun, rincian pencairan BLT DD, pada Januari 2021 sudah tersalurkan Rp1,28 triliun. Dengan penerima manfaat lebih dari 4,27 juta keluarga. Pada Februari 2021, sudah tersalurkan ke 2,8 juta penerima manfaat. Dengan total dana tersalurkan mencapai Rp850 miliar.
Pada bulan Maret 2021, sudah dicairkan sebesar Rp507 miliar, kepada 1,6 juta penerima manfaat. Kemudian pada April sudah tersalurkan Rp294 miliar kepada 980 ribu penerima manfaat. Dan pada Mei 2021 sudah dicairkan Rp159 miliar, kepada 531 ribu penerima manfaat.
Menurut Luthfy, sasaran penerima BLT DD adalah masyarakat desa yang masih membutuhkan bantuan ekonomi. Seperti masyarakat yang kehilangan mata pencaharian akibat COVID-19. Masyarakat yang belum terdata pada kelompok penerima bantuan sosial lainnya. Dan masyarakat yang memiliki anggota keluarga dengan sakit kronis.
“Kementerian Desa dan pemangku kepentingan lainnya, terus mengawal penyaluran BLT DD agar tersampaikan kepada mereka yang memenuhi syarat penerima bantuan tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, ketika perekonomian melemah akibat COVID-19, satu-satunya yang bisa diharapkan adalah stimulus keuangan, yang merupakan kebijakan pemerintah. Program BLT DD ini sangat membantu untuk mendorong konsumsi masyarakat.
“Karena sisi permintaan inilah yang paling terdampak oleh pandemi dan ini menekan belanja masyarakat,” ujar Teguh Yudo Wicaksono, Head of Mandiri Institute.
Teguh juga melihat bahwa masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah, yang menjadi sasaran BLT DD,juga berbelanja di komunitas lokal. Sehingga dengan begitu, BLT DD membantu mendorong konsumsi masyarakat untuk berbelanja di UMKM lokal.
“Di sisi lain program PEN juga mendukung sisi suplai lewat bantuan kepada UMKM. Yakni melalui bantuan usaha mikro yang menyeimbangkan neraca suplai dan demand di masa pandemi,” jelas Teguh.
“Survei Mandiri Institute pada Maret-April 2021, 80% UMKM kita telah kembali beroperasi secara normal. Sebelumnya di awal pandemi hanya 33% yang beroperasi secara normal. Saya kira ini dampak positif dari program-program stimulus yang diberikan pemerintah,” imbuhnya.
Sementara itu, Riant Nugroho, Direktur Rumah Reformasi Kebijakan, sekaligus pengamat kebijakan publik mengatakan, apapun bantuan pemerintah di pedesaan, tidak semata diukur dari besarannya saja. Tetapi jugai dampaknya.
“Sehingga kalau kita bisa gali lebih jauh lagi, sebenarnya potensi pedesaan untuk menjadi panglima ekonomi di masa COVID-19 sangat besar,” ujarnya. (rls)