Indoposnewsid_Bakal calon gubernur Banten Arief Wismansyah kembali mendapatkan dukungan dari masyarakat. Terbaru datang dari masyarakat Larangan Kota Tangerang.
Dukungan itu disampaikan tidak kurang dari 200 orang warga saat digelar silaturahmi antara Arief dengan warga yang berbatasan langsung dengan Jakarta pada Kamis (18/7/2024).
Arief dalam kesempatan itu menyatakan, dirinya sebetulnya tak punya syahwat politik untuk meraih jabatan politik. “Makanya banyak juga yang nanya, pak iki piye (pak ini gimana, maju apa nggak?). Ya, saya jawab nggak piye-piye,” kata Arief mengisahkan sebelum dirinya mendeklarasikan pencalonannya.
Namun demikian, dirinnya akhirnya luluh setelah adanya dorongan dari kasepuhan beserta ulama di Kota Tangerang melalui kedua orang tuanya untuk maju dalam Pilgub 27 November 2024 mendatang.
“Karena yang minta ibu saya, ya kita gimana nolaknya, takut kualat. Akhirnya saya bismillah. Istikharah jawabannya juga bangun maju Banten,” ungkapnya.
Selain itu, yang terpenting menurutnya semangat yang ingin dibawa adalah perubahan.
“Makanya saya bilang, saya akan berjuang sampai titik darah penghabisan. Saya ini didik, dilatih sama masyarakat Tangerang sebagai petarung. Kenapa? Karena kemaslahatan itu memang harus diperjuangkan, butuh tenaga, pikiran dan sebagainya,” ujarnya.
Arief juga menyatakan, meski pernah mempunyai jabatan orang nomor 1 di Kota Tangerang, tapi dirinya tak pernah terbesit dalam pikirannya untuk mencari keuntungan pribadi.
“Silakan tanyakan kepada pejabat Pemkot Tangerang, apakah saya pernah minta proyek atau duit atau minta setoran? Yang ada justru juga gaji mereka yang saya naikkan, alhamdullilah 15 tahun saya menjabat dikasih gaji, makanya saya nggak pernah minta-minta tuh,” katanya.
Dia juga mengatakan, dalam menjalankan amanahnya dirinya hanya mengharapkan keberkahan dari Allah SWT.
“Makanya bapak ibu, mohon doanya, ini perjuangan yang tidak mudah,” ungkapnya.
Doktor manajemen Unhas Makassar ini juga menyatakan, apa yang sudah dilakukan di Kota Tangerang akan direplikasi di tujuh kota kabupaten lainnya di Banten.
“Pak, orang mikir wilayahnya kan beda-beda. Tapi kalau melihat aturan dari UUD, Pancasila dan sampai turunannya UU, Perppu, PP, Permen, perda, pergub, perwal dan lain sebagainya itu sama, tujuannya adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya.
Ditambahkannya, masyarakat menginginkan agar Banten menjadi provinsi sejahtera, maju dan berakhlak mulia dengan cara bekerja sama dan sama-sama bekerja.
“Mulai dari masalah pendidikan, ke depan kita ingin SMA/SMK/MA bisa digratiskan buat masyarakat nggak cuma negeri, tapi juga swasta, selain kita pengen layanan kesehatan deket caranya adalah dengan memberdayakan kantor kelurahan/desa dengan klinik 24 jam. Nanti isinya dokter sama perawat, tambahin bidan buat yang mau beranak, yang penting pelayanan kesehatannya terpenuhi, terjangkau dan terfasilitasi,” ungkapnya.
Demikian juga terkait masalah pengangguran, ujarnya bukan karena mereka tak punya ijazah, melainkan diperlukan keterampilan. “Makanya kita pengen besok di kantor-kantor kelurahan atau desa itu jadi balai latihan kerja, kan punya aula. Tinggal datangin pelatih, bawa aula dan ajarin masyarakat skill, jadi kelurahan kita nggak cuma ngetik urusan pengantar KK, KTP saja,” ucapnya.(dit)